Selasa, 31 Mei 2011

Refleksi Diri


“Ide-ide baru … tidak lahir dari lingkungan yang ikut arus.”


          Sebagai seorang karyawan, tentunya mempunyai harapan dapat mengembangkan perusahaannya supaya menjadi perusahaan yang maju. Termasuk di dalamnya adalah dunia pendidikan. Untuk mengembangkan suatu sekolah menjadi sekolah yang berprestasi, diperlukan tenaga-tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional yang ada di dalamnya( yakni manusianya atau pekerjanya)

            Dalam sebuah survei, para karyawan ditanya,”Apa yang paling penting untuk mencapai kemajuan di tempat kerja?” Dari 7.760 orang yang memberikan suara, 55 persen diantaranya mengatakan bahwa”inisiatif” adalah yang paling penting, disusul dengan “inspirasi” 17 persen, “kecerdasan” 16 persen, dan kepiawaian politik 12 persen.(I Village.com)

            Dari data di atas, jelas bahwa”inisiatif” menjadi kunci keberhasilan suatu instansi untuk mengembangkan sayapnya. Kata”inisiatif”merupakan kata kunci keberhasilan suatu instansi, namun tidak semua orang mampu mengeluarkan inisiatifnya. Maju tidaknya suatu instansi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang baik. Inisiatif yang cemerlang akan menjadi aroma kesuksesan dalam sebuah instansi. Aroma itu akan menyebar ke seluruh bagian dari instansi tersebut. Aroma itu akan mampu menciptakan harumnya lingkungan tempat kerja. Banyaknya inisiatif yang muncul akan mampu menggerakkan sendi-sendi pergerakan roda suatu instansi, terobosan-terobosan baru juga akan mewarnai majunya sebuah instansi. Dengan kata lain, inisiatif positif yang berasal dari bawah akan menjadi pondasi kekuatan berjalannya instansi.

Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Orang cenderung ”manut” kepada pimpinan dan menjalankan tugas rutinnya apa adanya. Memenuhi tuntutan minimal dari instansinya dan bersikap apatis akan kebutuhan pelanggannya. Banyak orang mengalami kesulitan dalam mengeluarkan apa yang menjadi gagasannya dalam sebuah kelompok. Rasa takut yang berlebihan, ketidakmampuan dalam berbicara, dan rasa nerimo merupakan beberapa penyebab mengapa orang tidak mau mengeluarkan inisiatifnya. Bahkan hanya mengikuti saja arus mana yang menguntungkan dirinya dan takut kalau-kalau inisiatifnya itu tidak dapat diterima dalam komunitasnya. Sebagai akibatnya adalah dalam bekerja banyak orang pernah membuat suatu kesalahan, namun tidak semua orang belajar dari kesalahannya. Orang masih beranggapan bahwa apa yang sudah dikerjakan adalah hal yang benar bahkan paling benar.

Saya mengutip kata-kata yang tertera pada judul di atas karena saya tertarik akan makna yang dalam dari kata-kata tersebut. Di tempat kerja sebagian karyawan kadangkala terbawa arus pada inisiatif orang lain karena ketidakmampuan dia untuk mengeluarkan inisiatifnya sendiri. Orang selalu mengikuti gerak inisiatif yang menguntungkan dirinya. Selama dia diuntungkan maka suara-suara sumbang dan tuntutan-tuntutan tidak akan pernah lahir. Sebaliknya, apabila suatu saat inisiatif yang datang itu merugikan seseorang ataupun sekelompok orang maka yang ada adalah gejolak rasa tidak puas pada instansinya. Di sini akan bermunculan ketidakpuasan terhadap instansi.

Apabila karyawan mempunyai harapan untuk memiliki suatu tempat kerja dengan zona aman dan nyaman, maka zona itu hendaknya diciptakan secara bersama-sama dari yang paling rendah sampai yang tinggi. Hal ini dikarenakan rasa aman dan nyaman bukan milik satu dua orang saja dalam kelompok tempat kerja melainkan milik bersama. Keamanan dan kenyamanan dalam suatu komunitas akan memudahkan karyawan untuk berkembang, itupun kalau mempunyai kemauan untuk berubah dan mengubah suasana yang tidak enak. Dan sekaligus sebagai tempat untuk berlatih mengeluarkan inisiatif untuk mengembangkan instansinya juga talenta masing-masing karyawan.

Pemahaman visi-misi instansi kepada karyawannya juga merupakan hal yang penting guna memudahkan menggerakkan karyawan untuk bergerak maju. Visi-misi ini akan menjiwai dan menjadi roh karyawan untuk melangkah maju dan berbuat lebih baik untuk masa depan instansinya. Visi-misi merupakan kekuatan yang dapat menyatukan semua inisiatif yang muncul dalam suatu kelompok. Prinsip-prinsip keberhasilan ke depan dirancang sedemikian rupa dalam kelompok. Dengan kematangan karyawan terhadap visi-misinya akan lahir inisiatif yang heterogen namun mempunyai tujuan akhir yang sama. Tidak akan ada lagi kekuatan-kekuatan tertentu yang memberikan pengaruh negatif terhadap instansinya. Dan insiatif akan lahir secara positif dari orang-orang yang ikut memiliki instansinya, mau mengembangkannya, mau mewarnai instansinya dengan ide-idenya yang cemerlang bukan anut grubyuk saja.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar