Selasa, 16 November 2010

PTK MAT


PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
KELAS IV SD MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
A.PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
            Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar.Mata pelajaran ini merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai siswa karena tingkat kesulitannya cukup tinggi bagi siswa, lebih-lebih untuk siswa yang kurang mampu berpikir nalar dan kritis.Sebagian siswa lebih cenderung mudah menghafalkan daripada harus memecahkan suatu persoalan melalui soal-soal yang dihadapinya.Di samping tingkat kesulitannya, metode pengajarannyapun sangat besar sekali pengaruhnya bagi siswa.Penanaman konsep yang kurang tepat menjadi hambatan pelengkap menurunnya prestasi belajar siswa.
            Khusus di kelas VI, kesulitan dalam bermatematika menjadi puncak kesulitan siswa.Hal ini disebabkan ketidaktuntasan siswa di kelas-kelas sebelumnya.Ketidaktuntasan siswa di kelas sebelumnya menjadi hambatan yang mendasar dalam siswa menerima materi pelajaran di kelas berikutnya.Materi tertentu mungkin mudah diserap oleh siswa, namun harus disajikan dalam bentuk praktis dan berupa angka-angka yang praktis pula.Apabila materi sudah dalam bentuk soal cerita, di mana memerlukan pemahaman berbahasa dari siswa itu sendiri, maka hasilnyapun tidak maksimal.
            Data yang diperoleh dari hasil prestasi belajar siswa kelas VI saat menyelesaikan soal-soal cerita terkait dengan materi perbandingan, hasil yang dicapai hanya 63% siswa yang memenuhi ketuntasan pada materi ini.Sedangkan sisanya yakni 47% masih mengalami kesulitan karena memang dasar-dasar materi belum dipahami betul oleh siswa.Siswa yang merasa kurang bisa mengerjakan, justru tidak mau mengerjakan ulang.Hal ini disebabkan karena motivasi belajar siswapun juga kurang.Bahkan ada beberapa siswa yang sudah apatis tidak mau mengerjakan kembali dan melihat kembali tingkat kesulitan dan tingkat ketidakpahamannya.

            Upaya untuk memperbaiki prestasi belajar siswa sudah banyak dilakukan.Pendekatan personal, tambahan pelajaran, konfirmasi kepada orang tua.Namun, tampaknya cara-cara tersebut masih belum jitu, masih belum menukik pada kebutuhan siswa, masih belum menjadi senjata ampuh untuk memperbaiki prestasi belajar siswa.Semakin diberi tambahan materi siswa semakin sulit menerima.Hal ini dikarenakan siswa sudah merasa tidak bisa dalam pelajaran Matematika.
            Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya nilai Matematika siswa antara lain:motivasi belajar siswa yang kurang, ketidaktuntasan di kelas sebelumnya, kurangnya peran aktif orang tua, rasa kurang percaya diri siswa (rasa takut salah dan takut bertanya saat mengalami kesulitan), pengajaran yang masih konvensional, model dan metode pembelajaran yang kurang tepat, guru kurang mendampingi siswa yang kurang.
            Faktor-faktor di atas merupakan beberapa faktor penyebab menurunnya prestasi belajar siswa di SD Santo Carolus, khususnya pada mata pelajaran Matematika di kelas VI.Maka melihat kondisi tersebut di atas, diperlukan pemecahan masalah guna meningkatkan kualitas pembelajaran, mengubah cara-cara mengajar yang masih konvensional, mencari terobosan-terobosan baru guna mengupayakan peningkatan kualitas pembelajaran.Hal ini dikarenakan meningkatnya kualitas pembelajaran diharapkan meningkat pula prestasi belajar siswa.Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah menurunnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas VI, peneliti mengangkat judul penelitian yaitu”Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VI SD Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions ( STAD )”.
2.Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika di kelas VI SD Santo Carolus Surabaya?
b.Bagaimana pengaruh Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas VI SD Santo Carolus Surabaya?
3.Tujuan Penelitian
Memperhatikan rumusan masalah di atas, maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini secara khusus adalah:
a.Untuk mengetahui peningkatan belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika di kelas VI A SD Santo Carolus Surabaya.
b.Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas VI A SD Santo Carolus Surabaya.
4.Manfaat Penelitian
            Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru, siswa, peneliti, ataupun bagi sekolah.
1.Bagi Guru
            Guru dapat memahami penerapan pelaksanaan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) pada pembelajaran Matematika secara tepat guna, sehingga guru mempunyai alternative lain dalam menyampaikan materi kepada siswa.Sebagai wacana bagi guru dan dapat mengaplikasikan terhadap mata pelajaran lain yang sesuai.Memperbaiki pembelajaran yang dikelola.Guru dapat berkembang secara professional.Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
2.Bagi Siswa
            Melalui penelitian ini diharapkan siswa mampu meningkatkan prestasi belajarnya, lebih termotivasi dalam belajar, serta mampu mengubah sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran.Dengan demikian siswa mampu ikut berperan aktif dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, aktif, berani, bertanggungjawab, serta mampu berpikir kritis.
3.Bagi Peneliti
            Tercapai tidaknya hasil penelitian ini digunakan sebagai wacana, masukan bagi peneliti untuk lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul/ yang ada dalam proses pembelajaran.Mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) serta memperbaikinya pada kesempatan lain.
4.Bagi Sekolah
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan pihak sekolah sebagai bahan referensi sekolah, sebagai masukan, sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, serta dapat memperbaiki cara belajar siswa.
B.Kajian Pustaka dan Rencana Tindakan
1.Kajian Pustaka
A.Pengertian Pembelajaran
            Istilah pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa.Istilah pembelajaran mengacu pada sebgala kegiatan yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa.
            Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha mengubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.(KBBI, 1996 : 14)
            Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah kata”Instruction”.Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.Instructions is set of events that learners in such a way that learning is facilitated.(Gagne, Briggs, and Wager, 1992 : 3).Sedangkan belajar menurut Gagne (1985 : 2) adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.
            Rumusan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar.Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep yakni interaksi peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.Peserta didik menurut Pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah anggota masyarakat yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
            Sesuai dengan pernyataan tersebut, Soetomo (1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertumbuh, berkembang daya piker, sikap, dan lain-lain.(Soetomo, 1993:120)
            Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
            Sedangkan menurut Sagala (2005 :61) pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
            Dalam arti luas proses pembelajaran merupakan jantungnya pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak, dan peradapan bangsa yang bermatabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.Sedangkan pembelajaran itu sendiri adalah proses yang sengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
B.Masalah Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
            Kompetensi adalah kualifikasi pengetahuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (PP No.19 Tahun 2005 tentang SNP Pasal 1).Kompetensi merupakan segala sesuatu yang akan dimiliki oleh siswa dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam proses pembelajaran.Pembelajaran yang bermakna akan membantu siswa dalam mengembangkan dan menemukan kompetensi yang dimiliki.Oleh karena itu, kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dirancang sedemikian rupa sehingga sungguh-sungguh membantu siswa dalam menemukan kompetensinya.
            Prestasi merupakan sesuatu yang telah dicapai dari hasil pekerjaannya, hasil yang telah diperoleh dengan jalan keuletan.Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.Prestasi adalah sesuatu yang dicapai siswa dalam belajar.Hasil belajar dilakukan dengan mengadakan penilaian dan pengukuran yang dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001 : 895) prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru.
            Motivasi belajar adalah keinginan atau kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu sebaik-baiknya sehingga dapat mengerti apa yang dipelajarinya.Apabila motivasi belajar siswa rendah maka sebagai dampaknya hasil belajarpun akan rendah.Sebaliknya apabila motivasi belajar siswa tinggi sebagai dampaknya adalah hasil belajarpun akan meningkat.
            Masalah merupakan suatu pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus direspon.Suatu pertanyaan akan menjadi suatu masalah jika pertanyaan tersebut menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh prosedur yang rutin.Di era global dan era perdagangan bebas, kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis, dan rasional sangatlah dibutuhkan.Oleh karena itu, di samping diberi masalah-masalah yang menantang di kelas, seorang guru bisa saja memulai proses pembelajaran dengan mengajukan masalah yang cukup menantang kepada para siswanya.

C.Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions ( STAD )
            Model Pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John Hopkins.Metode ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif.Model ini digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis.Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik maupun kemampuannya.Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesame anggota kelompok.Secara individual atau kelompok, tiap minggu atau dua minggu dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang maraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
            Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) adalah sebagai berikut:
1.Membentuk kelompok yang anggotanya = 5 orang secara heterogen
2.Guru menyajikan pelajaran
3.Guru member tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lain sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.Guru member kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa.Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5.Memberi evaluasi
6.Kesimpulan
D.Upaya Meningkatkan Minat Belajar dan Motivasi Siswa
            Upaya meningkatkan minat belajar pada siswa bukannya hal yang mudah.Dalam hal ini guru benar-benar dituntut mampu mendesain pembelajaran sedemikian rupa sehingga proses belajar singguh-sungguh mengena pada sasaran yang diminati siswa.Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk dapat menumbuhkan minat siswa antara lain:memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sedikit demi sedikit mengurangi pembelajaran dengan metode ceramah karena metode ini gurulah yang lebih mendominasi pembelajaran, sebaliknya siswa hanya duduk termangu.
            Mengingat pentingnya minat siswa dalam belajar, ovide decroly (dalam Usman 2001 : 27) mendasarkan sistem pendidikan pada pusat minat terhadap pengaruh iklim mempertahankan diri terhadap bermacam-macam bahaya dan musuh, bekerja sama , dan olah raga.
            Menurut Abraham H.Maslow, kebutuhan-kebutuhan seseorang dapat digolongkan menurut jenjang hirarkhi, yaitu kebutuhan yang lebih tinggi menuntut untuk dipenuhi apabila sekiranya kebutuhan yang lebih rendah tingkatnya telah dipenuhi tuntutannya.Maslow menggambarkan jenjang kebutuhan dalam bentuk piramida.
            Oleh karena itu, tugas guru dalam menumbuhkan motivasi siswa tidaklah mudah.Tugas guru adalah membangkitkan motivasi belajar siswa supaya siswa mampu berproses bersama dalam kegiatan pembelajaran bersama-sama guru.Motivasi dapat timbul dari luar dan dari dalam siswa.
2.Rencana Tindakan
            Rencana tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasi pembelajaran Matematika supaya dapat menaris siswa, siswa dapat lebih termotivasi, menumbuhkan rasa percaya diri, dan menciptakan pembelajaran yang bermutu adalah dengan mengetrapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) supaya siswa lebih termotivasi dalam belajar, mampu memahami materi belajar dengan baik, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
            Pelaksanaan rencana tindakan ini tidak hanya satu kali tatap muka saja melainkan dilaksanakan lebih dari satu kali tatap muka.Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus.Diharapkan pada siklus yang kedua sudah tampak perubahan pengetahuan siswa, perilaku siswa, juga menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.
C.Metode Penelitian
            Penelitian yang dilakukan ini menggunakan pendekatan deskriptif sedangkan jenis penelitian termasuk Penelitian Tindakan Kelas.Kelas yang diteliti adalah kelas VI A dari tiga kelas paralel yang ada.Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus.Masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang sudah dituangkan dalam faktor-faktor yang ada.Untuk lebih dapat mengetahui permasalah-permasalahan pembelajaran Matematika yang berhubungan dengan perbandingan di kelas VI A dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas sebelumnya.Mula-mula dilakukan diskusi antara guru sebagai peneliti dan guru lain sebagai pengamat.Di sini peneliti juga berkolaborasi dengan beberapa guru sebagai teman sejawat.Melalui kegiatan kolaborasi tersebut akan dapat ditemukan bersama-sama antara guru dan pengamat untuk menetapkan tindakan tepat dalam rrangka meningkatkan keefektifan pembelajaran Matematika guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
1.Lokasi Penelitian
            Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian guna memperoleh data yang diharapkan.Penelitian dilaksanakan di kelas VI A SD Santo Carolus Surabaya Tahun pelajaran 2010-2011 semester II.Model pembelajaran yang digunakan adalah Student Teams Achievement Divisiona (STAD).


2.Waktu Penelitian
            Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II (genap) Tahun pelajaran 2010-2011.Munculnya penelitian ini dikarenakan kurangnya hasil ulangan harian siswa dengan materi perbandingan.Penelitian diawali pada tanggal 8 Januari 2011 dan direncanakan selesai pada akgir bulan April minggu pertama tahun 2011.
3.Subjek Penelitian
            Subjek penelitian adalah siswa kelas VI A Tahun pelajaran 2010-2011 pada mata pelajaran Matematika dengan pokok materi Perbandingan dan Skala.
4.Desain Penelitian
            Desain penelitian adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan alur kegiatan sebagai berikut:
Refleksi awal   ---à Perencanaan Tindakan I    -àPelaksanaan Tindakan I ...-à Observasi, Refleksi, dan Evaluasi I .... -àPerencanaan Tindakan II ....--àPelaksanaan Tindakan II ....-à Observasi, Refleksi, dan Evaluasi II
Berdasarkan desain di atas, tahapan penelitian diuraikan sebagai berikut:
a.Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan meliputi:
1.Peneliti dan pengamat menetapkan alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika
2.Peneliti bersama-sama pengamat lain berkolaborasi membuat perencanaan pengajaran yang mampu mengembangkan ketrampilan intelektual siswa.
3.Mendiskusikan tentang pembelajaran Matematika yang mampu mengubah perilaku siswa dan sikap siswa
4.Mengiventarisasi media pembelajaran yang akan digunakan
5.Membuat lembar instrumen observasi
6.Merumuskan instrumen alat evaluasi
b.Tahap Pelaksanaan
            Tahap pelaksanaan kegiatannya adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana mestinya, sebagaimana yang sudak direncanakan.
c.Tahap Observasi
            Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data valid dan seliabel yang diperlukan untuk menjawab masalah yang ada yaitu kurangnya nilai Matematika.Prosedur atau langkah-langkah observasi terdiri dari 3 tahap yaitu : pertemuan pendahuluan, observasi, dan diskusi balikan.
Pertemuan Pendahuluan
            Pertemuan pendahuluan disebut juga dengan perencanaan dilakukan sebelum observasi berlangsung.Tujuannya adalah menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan diobservasi.
Prlaksanaan Observasi
            Observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan, yang tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.Pengamat merekam dan menginterprestasikan data sesuai dengan kesepakatan dan berusaha menciptakan suasana yang mendukung berlangsungnya proses perbaikan.
Diskusi Balikan
            Sesuai dengan prinsip pemberian balikan, pertemuan balikan dilakukan segera setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir.

d.Tahap Refleksi
            Refleksi dilakukan melalui analisis dan sintesis, serta induksi, dan deduksi.Analisis dilakukan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan ataupun tidak diharapkan.Berdasarkan hasil observasi tersebut guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan.Dengan demikian, guru dapat mengetahui efektifitas pembelajaran yang akan dilakukan.Berdasarkan hasil refleksi dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
e.Teknik Analisis Data
            Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif.Peneliti akan mendiskripsikan secara detail hasil observasi terhadap tindakan yang dilaksanakan, selanjutnya dihitung rerata, dikonfirmasikan ke tabel penentuan patokan dengan penghitungan prosentase.
            Teknik analisis data adalah upaya untuk mengelola data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sehingga peneliti dapat mengetahui hasilnya.Proses analisis data dimulai dengan cara mengumpulkan data yang ada di lapangan kemudian diklasifikasikan dan diinterprestasikan.Data-data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif, direduksi, diklarifikasikan, dan dideskripsikan ke dalam bahasa verbal untuk penarikan kesimpulan.
            Setelah data-data terkumpul, peneliti mengadakan proses reduksi dengan jalan membuat abstraksi, yaitu dengan membuat rangkuman inti, yang kemudian dipisah-pisahkan dan dikelompokkan sesuai dengan permasalahannya untuk kemudian didiskripsikan dan disajikan dalam bentuk informasi.



D.Jadwal Kegiatan
No.
Kegiatan
Waktu
1.
Perencanaan
Januari 2011 Minggu ke 2
2.
Persiapan
Januari 2011 Minggu ke 3
3.
Pelaksanaan Tindakan I
Pebruari 2011 Minggu 2
4.
Pelaksanaan Tindakan II
Pebruari 2011 Minggu 4
5.
Pengolahan Data
Maret 2011 Minggu 2
6.
Penyusunan Laporan
Maret Minggu 3 – April


Minggu ke 2

            Sesuai dengan rencana yang tertuang pada kolom di atas, penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap.
E.Biaya Penelitian
            Kegiatan penelitian yang dilakukan tidak memerlukan dana atau biaya operasional dari tahap perencanaaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian laporan penelitian.Hal ini karena fasilitas sekolah yang dapat menunjang kegiatan penelitian ini.
F.Personalia Penelitian
            Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan penulis sebagai ketua peneliti, dibantu beberapa guru Matematika kelas V dan kelas VI.
G.Daftar Pustaka
Dr.Wina Sanjaya, M.Pd (2008) Perencanaan dan Pembelajaran Desain Sistem.Jakarta:Kencana Prenada Medika group
Depdiknas (2005)Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas.Jakarta.Badan Standar Nasional Pendidikan

IGAK Wardhani, dkk.Penelitian dan Tindakan Kelas.Jakarta, Universitas Terbuka 2007
Karti Soeharto, dkk (2003).Teknologi Pembelajaran.Surabaya:Surabaya Intellectual Club.
M.Toha Anggoro, dkk.Metode Penelitian.Jakarta, Universitas Terbuka (2007)
Prof.Dr.H.E.Mulyasa, M.Pd.Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung, PT Remaja Rosdakarya
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun Tentang SNP Pasal 1
Sagala Syaiful, (2005).Konsep dan Makna Pembelajaran.IKAPI Bandung:Alfabeta
Suryati, Isnawati, Wahyu Sukartiningsih, Bambang Yulianto.Model-model Pembelajaran Inovatif.Surabaya.Universitas Negeri Surabaya
Udin.S.Winataputra, dkk.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas Terbuka (2007)
Undang-Undang Sisdiknas Pasal i butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003
Kunandar, S.Pd., M.Si.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.Jakarta:Rajawali Pers, 2009
H.Lampiran-lampiran
1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.Soal-soal Pre tes, Pos tes, beserta kunci jawaban
3.Lembar Observasi
4.Lembar Kerja Siswa
5.Lembar Penilaian


Tidak ada komentar:

Posting Komentar