PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERMEDIA VCD
TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA di KELAS IV SD
Oleh C.Emi.S.Car
ABSTRAK
Pendekatan kontekstual adalah salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik.Dengan adanya minat yang tinggi akan menghasilkan kemampuan belajar yang tinggi pula.Pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang gampang-gampang susah diberikan kepada peserta didik.Seperti halnya mata pelajaran yang lain, mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mempunyai standar KKM yang harus dipenuhi peserta didik.Namun, target tersebut sering kali belum terpenuhi, khususnya dalam materi”penggunaan ejaan yang tepat dan benar”
Penelitian ini dibuat dengan tujuan:(1)Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan ejaan dengan tepat dan benar, (2)Menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, serta (3)Peserta didik mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, penelitian ini diawali dengan cara mengamati kebiasaan yang dilakukan peserta didik, khususnya mengamati penggunaan ejaan yang dilakukan peserta didik.Sampel yang dipilih adalah kelas IV A dari tiga kelas parallel yang ada untuk dijadikan uji coba, kelas eksperimen, dan kelas control.
Dari kegiatan yang dilakukan dan berdasarkan data yang sudah dibuat yaitu deskripsi, table, dan statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik.Pembelajaran yang menggunakan media VCD dengan model pembelajaran yang sesuai akan lebih berhasil jika dibandingkan dengan pembelajaran yang monoton, apa adanya, dan konvensional.
Pelaksanaan model pembelajaran ini akan kurang maksimal hasilnya apabila peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.Oleh karena itu, keaktifan peserta didik ikut serta menentukan keberhasilan pembelajaran dengan model pendekatan kontekstual ini.
Kata kunci:Pendekatan kontekstual, bermedia VCD, pembelajaran konvensional, keaktifan peserta didik
Pendahuluan
Pendidikan merupakan kebutuhan semua insane, sarana mencapai Negara yang maju.Pendidikan juga merupakan usaha yang dilaksanakan semua pihak, dilakukan dengan sadar, dan bertujuan untuk mengubah manusia kea rah yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan serta menjalankan amanat UUD 1945.
Salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.Bahkan mata pelajaran ini mendapat porsi jam yang cukup banyak dalam satu minggunya.Namun, di lapangan mata pelajaran ini kurang dicerna peserta didik secara maksimal.Karena kekurangpahaman peserta didik, sebagai dampaknya adalah hasil prestasi tidak maksimal dan peserta didik mengulang kesalahan-kesalahan yang sama.Materi Bahasa Indonesia”Penggunaan ejaan” di kelas IV termasuk materi yang kurang dipahami peserta didik.Materi ini memerlukan ketelatenan dan pengulangan yang terus menerus agar peserta didik sungguh-sungguh paham akan manfaat penggunaan ejaan dengan tepat dan benar.
Beberapa hal yang menyebabkan peserta didik kurang memahami penggunaan ejaan antara lain:(1)Peserta didik kurang mendapat latihan yang rutin, (2)Mata pelajaran yang lain kurang menunjang penggunaan ejaan, (3)Guru masih menggunakan metode ceramahnya, (4) Proses pembelajaran yang kurang menantang peserta didik untuk berbuat.Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa pembelajaran yang hanya berorientasi pada target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam jangka panjang.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yaitu di kelas IV.
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran Peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya tentang penggunaan tanda baca yang tepat dan benar, media pembelajaran yang dipilih mampu mencakup aspek penglihatan (visual), pendengaran (auditif), dan gerak (motorik).Hal ini dikarenakan ketiga komponen tersebut selain mampu memudahkan peserta didik dalam menemukan sendiri makna belajar juga mampu menanamkan konsep pembelajaran.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan mensukseskan implementasi kurikulum dewasa ini.Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.Media pembelajaran yang telah popular digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan menggunakan audio visual (VCD), Video Compact Disc banyak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai penggunaan media pembelajaran karena sifatnya yang dapat mengakses berbagai macam data dan fasilitas untuk memotivasi peserta didik.
Sejalan dengan penerapan pendekatan kontekstual yang menggunakan media VCD dan penelusuran minat belajar peserta didik di Sekolah Dasar merupakan suatu alternative untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.Dengan demikian peserta didik dapat mengoptimalkan kemampuan, penalaran, dan ketrampilannya untuk meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti selama berproses dengan peserta didik, pembelajaran Bahasa Indonesia masih belum menggunakan pendekatan kontekstual belum memanfaatkan media VCD.Berawal dari latar belakang masalah, maka mendorong peneliti selaku penulis untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil judul”Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Bermedia VCD terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD”.
Definisi Operasional
1.Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
2.Kompetensi
Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
3.Belajar
Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skillis, and attitudes
4.Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
5.VCD
VCD adalah Video Compact Disc.Video berfungsi sebagai media dengan audio visual.
6.Pendekatan Kontekstual
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan nyata yang dialami peserta didik.
Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan peserta didik untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik peserta didik di dalam memecahkan masalah di dunia nyata.
Pembelajaran kontekstual terjadi apabila peserta didik mengetrapkan dan mengalami apa yang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggungjawab peserta didik sebagai anggota keluarga, warga Negara, peserta didik, sekaligus sebagai pribadi yang tangguh.Pembelajaran kontekstual menekankan pada berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan, lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisaan, dan penyintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan CTL, yakni bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.Manusia harus mengkonstruksikan pengetahuan itu dan member makna melalui pengetahuan nyata.
Dalam pembelajaran kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi peserta didik dengan cara mengaikan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, pengalaman belajarnya, dan lingkungan di mana peserta didik hidup dan berada serta dengan budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di sekitar peserta didik.
Dengan memanfaatkan pengalaman hidup peserta didik akan memasukkannya dalam proses pembelajaran.Proses pembelajaran akan mengena terhadap kebutuhan peserta didik.Terlebih melalui pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik diajak untuk melihat dan mengamati apa yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang terkait dengan penggunaan ejaan yang baik dan benar.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya.Guru hendaknya lebih banyak berusuran dengan strategi pembelajaran yang memicu peserta didik menyerap materi ajar, dari pada hanya member informasi.Guru bertugas untuk mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang diajarnya yang dapat berupa pengetahuan, ketrampilan, dan hasil menemukan sendiri dari kegiatan pembelajarana tersebut dan bukan dari apa kata guru.
Menurut Borko dan Putnam, ia mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi peserta didik dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana peserta didik hidup dan berada serta budaya yang berlaku dalam masyarakatnya.
Peran guru dalam contextual learning berbeda perannya dibandingkan dengan kelas tradisional.Dalam kelas tradisional, guru satu-satunya penguasa dan pemberi informasi, guru memberikan pengetahuan dan peserta didik menyerap pengetahuan tersebut tanpa banyak bertanya.
Pembelajaran kontekstual dengan menggunakan VCD akan sangat menarik bila diberikan kepada peserta didik.
Metode
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan tes.
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif.Peneliti mendeskripsikan secara detail hasil observasi terhadap tindakan yang dilaksanakan, selanjutnya dihitung rerata hasil tes.
Proses analisis data dimulai dengan cara mengumpulkan data yang ada di lapangan untuk kemudian diklasifikasikan dan diinterprestasikan.Data-data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif, direduksi, diklarifikasikan dan dideskripsikan ke dalam bahasa verbal untuk penarikan kesimpulan.
Langkah terakhir dari analisa data adalah verivikasi yang merupakan tinjauan terhadap catatan lapangan sebelum diadakan penarikan kesimpulan.Pada akhir siklus-siklus dilakukan pengambilan datam mengenai data pembelajaran yang tidak dilakukan melalui reflek pembelajaran.
Hasil dan Pembahasan
Apabila para guru mau dan mampu mengelola proses pembelajaran, maka pembelajaran akan menarik peserta didik.Dari haril Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan itu memberi suatu pengalaman nyata bahwa apabila proses pembelajaran dikelola sedemikian rupa akan menghasilkan prestasi belajar yang baik.
Tingkat kejenuhan peserta didik akan berkurang, peserta didik akan lebih bergairah dan termotivasi dengan tantangan-tantangan yang ditawarkan oleh guru dalam proses pembelajaran.Terlebih dengan memadukan model pembelajaran kontekstual dengan media VCD.Di sini peserta benar-benar diajak untuk menemukan sendiri apa yang mereka pelajari dengan beberapa contoh dari guru.
Peserta didik mulai tumbuh kesadarannya untuk menggali pengetahuan yang dimilikinya, kemudian memadukan dengan pembelajaran dari guru, maka lambat laun peserta didik akan lebih diperkaya pengalamannya dari pembelajaran kontekstual ini.Dilihat dari hasil ada perubahan dari peserta didik, baik itu prestasinya, sikap menghargai pendapat teman, maupun ketrampilannya.
Namun demikian, pembelajaran yang menggunakan VCD mempunyai kelebihan dan kekurangan.Kelebihannya antara lain:dapat diputar berulang-ulang sehingga peserta didik yang lamban masih bisa mengikuti proses pembelajaran, tayangan bisa dibuat cepat atau dibuat lambat, tidak memerlukan ruang khusus, cara mengoperasikannya relative mudah.Di samping kelebihan, ada juga kelemahannya.Kelemahan menggunakan media VCD adalah sekolah harus menyediakan fasilitas pembelajaran berupa program VCD di luar jan sekolah dengan menyediakan CD untuk dipinjam oleh peserta didik ataupun kelompok belajar mereka.
Penutup
Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes yang diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual bermedia VCD dengan pembelajaran konvensional.Pada pembelajaran berkontekstual peserta didik sungguh-sungguh dapat menggali pengalaman belajarnya, menemukan sesuatu, dan mengetrapkan dalam setiap penulisan semua mata pelajaran.
Pembelajaran berkontekstual ini tidak akan dapat berhasil dengan baik apabila dari pihak guru sendiri kurang dapat member motivasi kepada peserta didik sebelum pelajaran dimulai.Motivasi ini sangat penting sekali sebagai modal awal peserta didik dalam menggali dan menemukan sesuatu.Di samping itu diperlukan keberanian peserta didik dalam proses penemuannya.Sikap pasif dan apatis peserta didik akan menghambat keberhasilan pembelajaran kontekstual.
Daftar Pustaka
Bambang Yulianto (2008), Aspek Kebahasaan dan Pembelajarannya:
Unesa University Press, Surabaya
IGAK Wardhana, dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas:UT Jakarta
Kerlingger Fred N.(1993)Asas-asas Penelitian Behavioral
Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Oemar Hamalik (2006), Manajemen Pengembangan Kurikulum:Rosda Surabaya
Suryanti, dkk.Model-model Pembelajaran Inovatif:Universitas Negeri Surabaya
Tim (2005).PP No.19 Tahun 2005 Tentang SNP, Jakarta, Diknas
Udin S.Winataputra, dkk(2007) Teori Belajar dan Pembelajaran:UT Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar