Kamis, 13 Januari 2011

RESUME SEMINAR NASIONAL


RESUME SEMINAR NASIONAL
SABTU-MINGGU, TANGGAL 8-9 JANUARI 2011
DI UNIVERSITAS MOHAMADYAH, JALAN SUTOREJO 79, SURABAYA


INTEGRITAS PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS
SABTU, 8 JANUARI 2011


          Tugas pendidik pada semua jenjang pendidikan bukan hanya terbatas pada pemenuhan otak siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan yang harus dipahami oleh siswa.Pendidik selayaknya memberikan dan mengajarkan pendidikan secara global dan menyeluruh kepada siswa.Di mana pendidikan yang diberikan olek pendidik juga memasukkan semua kaidah dan tata moral.Oleh karenanya, pendidik harus mampu menjadikan perkataan dan tingkah laku anak didiknya di kelas menjadi baik yang pada akhirnya nanti akan tertanam pendidikan karakter yang baik di kelak kemudian hari.

            Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina pada usia dini.Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang.

            Masalah yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah system pendidikan yang ada  sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan kognitif saja dan kurang memperhatikan pengembangan afektif, empati, dan rasa.Proses pembelajaran yang berlangsungpun, berlangsungnya secara pasif dan kaku sehingga pembelajarannya tidak menyenangkan bagi siswa.Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter seperti PKn dan Pendidikan Agama ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek kognitif saja atau sekedar hafalan.Pembalajaran yang seperti itu, semuanya ini telah”membunuh” karakter siswa sehingga siswa menjadi tidak kreatif.Padahal, seharusnya pendidikan karakter harus dilakukan secara sisrematis dan secara berkesinambungan yang melibatkan”Knowledge, feeling, loving, dan acting”.

            Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan”latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kuat dan kokoh.Keberhasilan pendidikan karakter juga harus ditunjang dengan usaha memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik dan menyenangkan bagi siswa.Dengan demikian, pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi siswa yaitu dimensi kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual.Pendidikan dengan model pendidikan seperti itu berorientasi pada pembentukan siswa sebagai manusia yang utuh.Kualitas siswa akan menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya.Siswa yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya.


MINGGU, 9 JANUARI 2011

            Sebenarnya pendidikan karakter itu dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu karakter pribadi dan karakter sosial.Pendidikan karakter yang diberikan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan iklim masing-masing sekolah.Pendidikan karakter tidak dapat diajarkan kepada siswa, melainkan diteladankan pada siswa.Terbentuknya pendidikan karakter pertama kali ada di rumah yang diberikan oleh orang tua siswa.
            Karakter siswa dapat dilihat dari kehidupan keseharian siswa.Kualitas suatu sekolah dapat dilihat secara gampang yakni dilihat bagaimana cara mengelola perpustakaan sekolah tersebut.Ibarat kebersihan rumah, rumah yang bersih dan sehat dapat diukur dari kebersihan kamar mandinya.Apabila ukuran kualitas sekolah yang dipakai adalah perpustakaannya.Sekolah yang mampu mengelola perpustakaan dengan baik maka kualitas sekolah itu akan tinggi, sebaliknya apabila sekolah kurang mampu mengelola perpustakaan sekolahnya maka kualitas sekolah tersebut rendah.
            Pendidikan karakter yang sudah tertanam merupakan hasil pembelajaran behavior,    di mana siswa tidak akan berbuat kalau tidak mendapat dorongan.Siswa dan guru terbiasa berbuat atas dasar instruksi bukan atas inisiatif sendiri.
            Bagaimana membuat siswa cerdas dan berkarakter?Caranya mudah saja, guru mengubah pembelajaran teks menjadi pembelajaran konteks.Siswa diajak belajar dengan melihat pada realita yang dihadapi siswa, yakni dengan pembelajaran autentik learning.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar