Minggu, 16 Oktober 2011

KEGAGALAN ITU TIDAK ADA


KEGAGALAN ITU TIDAK ADA

            Sebagai seorang beriman, makhluk sosial, pekerja, juga sebagai seorang pribadi yang unik tentunya memiliki banyak harapan. Mempunyai angan-angan dan idealisme yang tinggi itu lumrah. Dan hal itu sah-sah saja. Harapan, impian, dan idealisme yang tinggi adalah milik semua orang penghuni bumi ini tanpa terkecuali.

            Namun, dalam mengupayakan harapan dan impian itu bukan hal yang mudah. Bahkan perlu seribu cara, puluhan tahun waktu, dan tidak kalah pentingnya sandaran kepada yang di atas sana, yaitu iman dan kekuatan Tuhan sendiri. Karena hanya dengan Dialah kita umat beriman mampu mengalahkan kekuatan apapun yang merongrong iman kita.

            Dalam menjalani hidup ini banyak suka dan duka yang mewarnai kehidupan kita. Semuanya berbaur menjadi satu melengkapi dan mengisi kehidupan tiap-tiap individu. Kadangkala kita mengalami kesukaan sebaliknya kadangkala juga mengalami keputusasaan dan kekecewaan yang kadang-kadang membutakan hati kita untuk tidak mau berusaha dan bangkit. Kebutaan hati yang dibiarkan akan merasuki dan merongrong seluruh organ tubuh kita menjadi lemah yang berakibat berbuat dan bertindak melewati ril dan kontrol dan semakin hari semakin jauh dari jalan yang benar. Yakni jalan Tuhan.

            Sebenarnya apa yang menimpa tiap-tiap penghuni bumi ini merupakan salah satu cara sentilan dari yang di atas. Bagaimana cara kita menyikapinya, itu tergantung dari bagaimana kita menerima apa yang terjadi dengan lapang dada dan ikhlas. Dengan lapang dada dan ikhlas kita akan mampu mengemas semua yang terjadi menjadi satu paket hadiah kehidupan. Apa yang menimpa seharusnya dipakai sebagai awal kebaikan, bukan akhir kehidupan.

            Dalam masyarakat luas, kita sering kali mendengar kata”gagal” dan “kegagalan”. Yang intinya bahwa sesuatu yang di mata masyarakat tidak sesuai dengan harapan maka kata-kata yang muncul adalah kata gagal. Gagal dalam berprestasi, gagal dalam membimbing putra-putri, gagal dalam berusaha, gagal bercinta, atau bahkan gagal mengisi kehidupan ini. Walau usaha yang dilakukan sudah mati-matian tetapi apabila tidak sesuai dengan harapan maka akan mendapat stempel gagal.

            Sebenarnya di dalam kamus kehidupan tidak ada yang namanya gagal. Kata gagal hanya dimiliki orang-orang yang sudah berputus asa dalam mewarnai hidupnya. Orang-orang yang lupa bahwa bahwa hidupnya sangat berarti bagi orang lain. Orang-orang yang kurang bersandar pada iman dan kekuatan Tuhan. Sebagai orang beriman harapan yang kita kehendaki akan diberikan Tuhan tepat pada waktunya. Yakinlah bahwa Tuhan selalu mengetahui kebutuhan kita orang beriman, tentunya dengan keyakinan dan keteguhan iman dan bersandar kepada Tuhan sendiri.

            Orang Jawa bilang, kita harus semeleh dengan apa yang menimpa kita. Secara umum kita menanggapi semuanya dari kacamata positif. Mencari makna yang paling dalam dari apa yang terjadi. Menjadikan juga sarana mendekatkan diri pada Tuhan dan menyerahkan semua yang terjadi sebagai kehendak Tuhan sendiri kepada umat kesayangannya. Mensyukuri sebagai hadiah istimewa karena ikut serta menanggung dan memanggul salib walau itu sangat berat.

            Dengan demikian yang ada adalah rasa syukur, syukur, dan selalu bersyukur kepada Tuhan, bukan gagal dan selalu gagal dalam mengisi kehidupan ini. Orang yang hidupnya senantiasa semeleh pada rencana Tuhan tidak akan mempunyai kamus kata gagal dan kegagalan dalam hidupnya. Yang ada adalah kata bangkit, bangkit, bangkit, dan berusaha meraih harapan dan impian dengan langkah yang pasti.





           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar