PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI
MODEL SNOWBALL TROWING PADA MATA PELAJARAN BAHASA JAWA
Oleh:C.Emi.S.Car
Abstrak
Mata Pelajaran Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa.Hal ini disebabkan karena system pengajaran yang masih konvensional dan kurang menantang bagi siswa.Model Pembelajaran Snowball Trowing merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat menarik siswa karena pelaksanaannya dilakukan melalui permainan.Penelitian ini dibuat dengan tujuan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Jawa dan mengetahui seberapa jauh pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang diawali dengan keprihatinan tidak maksimalnya prestasi belajar Bahasa Jawa, khususnya Tulisan Jawa.Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus.Pada siklus pertama prestasi belajar siswa justru mengalami kemunduran karena siswa masih belum memahami teknik-teknik pengetrapan Model Pembelajaran Snowball Trowing.Pada siklus ke dua baru tampak perubahan pemahaman siswa, walau dari nilai belum tampak, namun motivasi belajar siswa mulai tampak.Siswa lebih berperan aktif dalam berproses dibandingkan pada saat mereka menerima pembelajaran dengan metode ceramah saja.Pengetrapan Model Pembelajaran Snowball ini kurang berhasil apabila siswa kurang memiliki keberanian untuk menuangkan gagasannya.
Kata kunci: Model Pembelajaran Snowball Throwing, pembelajaran konvensional, motivasi belajar, keefektifan pembelajaran.
Pendahuluan
Dewasa ini, kita perlu melihat kembali kegiatan-kegiatan pembelajaran di sekolah.Kebutuhan siswa untuk sekarang ini tentunya sangat berbeda ketika kita sendiri menjadi siswa beberapa puluh tahun yang lalu.Dengan demikian peranan yang yang dimainkan dalam proses pembelajaran juga harus berbeda pula.
Pembelajaran yang diberikan di sekolah belum menjawab kebutuhan siswa di era global ini.Pembelajaran yang memberikan tantangan-tantangan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya sangat dibutuhkan agar siswa mampu menyerap pelajaran dengan baik.
Fenomena yang ada di masyarakat kita dan masih melekat sampai sekarang adalah suatu fenomena yang beranggapan bahwa tugas seorang guru adalah mengajar dan memasukkan materi yang bersifat informasi dan pengetahuan.Fenomena tersebut tidak salah, namun untuk dewasa ini tugas seorang guru tidak cukup hanya menstrasfer ilmu yang dimiliki guru kepada siswa, namun lebih dari itu diharapkan guru mampu membentuk siswa menjadi pribadi yang tangguh baik secara pengetahuan maupun emosional dan kecakapannya.
Bahasa Jawa merupakan salah satu pelajaran muatan lokal yang sudah ditetapkan oleh Dinas.Selain itu ada pula mata pelajaran lain yakni Bahasa Inggris dan Komputer.Masing-masing mata pelajaran muatan lokal waktunya 2 jam pelajaran untuk jenjang SD.Khusus untuk mata pelajaran Bahasa Jawa tentang Menulis Jawa dianggap materi yang cukup sulit bagi siswa.Dalam kegiatan belajar mengajarpun mata pelajaran ini diberikan dengan metode ceramah.Salah satu metode di mana guru yang lebih mendominasi proses daripada siswanya.Siswa pasif mendengarkan.Sebagai akibatnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa menurun, hasil evaluasipun otomatis tidak maksimal.
Beberapa faktor yang merupakan penyebab tidak maksimalnya hasil belajar Mata Pelajaran Bahasa Jawa khususnya tentang tulisan Jawa antara lain:(1)Lingkungan siswa yang mayoritan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu di rumah, (2)Kurang dukungan dari pihak orang tua, orang tua siswa menganggap bahwa mata pelajaran Bahasa Jawa itu tidak penting, (3)Metode mengajar yang kurang menarik bagi siswa, (4)Motivasi siswa dalam merespon mata pelajaran Bahasa Jawa kurang.Dengan beberapa menyebab di atas, maka perlu dilaksanakan analisa dan kiat-kiat guna meningkatkan hasil belajar siswa serta mengurangi anggapan tidak pentingnya Bahasa Jawa di lingkungan pendidikan khususnya di sekolah.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang baik hendaknya segera dilaksanakan untuk dapat mewujudkan tujuan akhir pendidikan.Untuk dapat mencapai tujuan akhir pendidikan diperlukan proses kegiatan belajar mengajar yang mampu menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.Termasuk di dalamnya adalah mata pelajaran Bahasa Jawa juga membutuhkan proses yang menarik dan diminati oleh siswa, bukan dianaktirikan karena bukan mata pelajaran yang di UAN kan.Walau termasuk mata pelajaran Muatan Lokal, mata pelajaran Bahasa Jawa harus diberikan sesuai dengan porsinya, serta proses pembelajarannyapun hendaknya disejajarkan dengan mata pelajaran lainnya.
Secara umum penyebab menurunnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah ketidaktepatan metodologi pengajaran yang diterapkan guru, metode ceramah tanpa diselingi metode-metode lain yang menantang siswa untuk berpikir.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi yakni menurunnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa, peneliti mencoba mengetrapkan Model Pembelajaran Snowball Trowing.Pelaksanaan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Snowball Trowing ini tidak memberikan pengejaran kepada siswa dengan memberikan informasi dan pengetahuan saja, malainkan pembelajaran yang lebih mengedepankan pada pengembangan kemampuan siswa dan pemrosesan informasi yang didapat siswa.
Definisi Operasional
1.Bahasa
Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain serta meningkatkan kemampuan intelektual dan apresiasi.
2.Mata Pelajaran Bahasa Jawa
Mata pelajaran Bahasa Jawa adalah program pengajaran bahasa untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa Jawa serta sikap positif terhadap Bahasa Jawa.
3.Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama kegiatan belajar mengajar sebagai akibatnya adalah perubahan tingkah laku yang relative permanen dari siswa dalam mencapai tujuan tertentu.
4.Model Pembelajaran Snowball Trowing
Model Pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran di mana berawal dari penyampaian materi oleh guru secara umum, membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menyampaikan penjelasan materi kepada teman-temannya dalam satu kelompok.Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 15 menit.Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
Metode
Penelitian tindakan ini merupakan penelitian dalam bidang social, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh dua orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melaksanakan perbaikan mata pelajaran Bahasa Jawa.
Mills (2000) mendifinidikan penelitian tindakan sebagai”systematic inquiri” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukan.
Peneliti mengangkat penelitian ini sebagai Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) karena penelitian ini dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah pembejaran di kelasnya, yaitu tidak maksimalnya hasil belajar ulangan harian siswa.Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif kualitatif sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diharapkan akan tercapai.
Hasil dan Pembahasan
Jika para guru memperlakukan semua mata pelajaran secara setara dan seimbang sesuai dengan porsinya, maka mata pelajaran Bahasa Jawapun akan mendapat tempat yang sama dengan mata pelajaran lainnya.Siswa akan mampu belajar dan ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti siswa mengikuti pelajaran selain Bahasa Jawa.Siswa juga akan menyukai pelajaran Bahasa Jawa jika prosesnya dikemas sedemikian rupa supaya siswa tertarik pada mata pelajaran ini.
Namun yang terjadi di lapangan adalah guru masih mendominasi proses pembelajaran dan siswa duduk terpaku mendengarkan guru berceramah.Masih terjadi diskriminasi pada mata pelajaran tertentu dan mendewakan mata pelajaran UNAS.Siswa pasif dalam belajar.
Pada pelaksanaan penelitian ini peneliti mengajak dan melibatkan beberapa guru sebagai pengamat pelaksanaan proses pembelajaran dengan Model Snowball Throwing di kelas.Siswa diajak berproses bersama dengan guru dan kelompoknya.Pelaksanaan model pembelajaran ini melalui beberapa tahapan antara lain:pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, tes, memberikan penilaian terhadap pekerjaan siswa, menentukan kelompok yang mendapat skor tinggi, dan terakhir menentukan nilai individual, yakni mengerjakan kembali tes tertulis dengan 10 nomor soal.
Proses pembelajaran ini berkolaborasi dengan guru kelas tiga dan guru Pendidikan Agama yang ada di SD Santo Carolus Surabaya.Adapun proses belajar mengajar acuannya pada semua perangkat pembelajaran yang sudah disiapkan sebelumnya.Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran maka siswa mengerjakan tes ulangan harian yang sudah dipersiapkan oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa dalam berproses bersama dengan menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing.
Pada tahap refleksi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1.Guru kurang jelas dalam menyampaikan teknik pengetrapan Model Pembelajaran Snowball Throwing kepada siswa.Hal ini disebabkan karena siswa baru mengenal model pembelajaran ini.Penjelasan perlu diulang-ulang supaya siswa lebih paham.
2.Guru kurang dapat memotivasi siswa yang belum hafal tulisan Jawa sebagai akibatnya siswa yang sudah paham akan tulisan Jawa mendominasi proses pembelajaran sebaliknya siswa yang belum hafal duduk termenung menunggu bantuan jawaban dari teman sekelompoknya.
3.Siswa kurang termotivasi dalam belajar karema tulisan Jawa masih dianggap tidak ada manfaatnya untuk kehidupan siswa kelak.
Refleksi dilakukan sebagai upaya perbaikan untuk siklus berikutnya yaitu siklus 2.Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I oleh peneliti diperbaiki pada siklus 2.Perbaikan yang dilakukan peneliti pada siklus 2 antara lain:
1.Guru mengulang penjelasan tentang bagaimana melakukan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Snowball Throwing yang benar sehingga siswa lebih lancer dalam mengikuti proses pembelajaran.
2.Guru lebih trampil dalam mengembangkan upaya memotivasi siswa agar siswa benar-benar tertarik pada pembelajaran Bahasa Jawa
3.Guru memberikan pertanyaan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa akan materi tulisan Jawa.
Kelemahan menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing antara lain: siswa yang kurang memiliki keberanian berbicara akan sulit berbaur dengan teman-temannya, untuk siswa Sekolah Dasar yang bersifat ego selalu mendominasi kerja kelompok, siswa yang kurang paham dasar-dasar tulisan Jawa bersikap apatis dan kurang mau berusaha, siswa yang pandai justru memonopoli proses belajar, siswa yang kurang sangat pasif.Sebaliknya keuntungan menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing antara lain:Siswa lebih aktif dalam belajar, siswa yang memiliki keberanian dan memiliki kemampuan lebih dapat membantu teman-temannya yang kurang, memupuk kerja sama antar anggota kelompok, melatih keberanian siswa dalam mengutarakan gagasannya, siswa dapat bekerja lebih sistimatis, serta mampu mengoptimalkan waktu yang disediakan.
Secara umum, penelitian ini memiliki pengaruh terhadap siswa.Dari segi prestasi/nilai ulangan hasil yang dicapai mengalami kenaikan, walau tidak banyak.Namun yang tampak adalah siswa sudah mulai termotivasi untuk ikut serta berproses dalam pembelajaran.Semula siswa kurang tertarik pada pelajaran Bahasa Jawa, khususnya menulis Jawa sekarang ini sudah mulai tumbuh rasa senang dalam belajar.Bagi siswa Tulisan Jawa sangat susah dipelajari, belum lagi yang terkain dengan sandhangan dan pasangan.Semakin tinggi materi yang disampaikan semakit tinggi pula tingkat kejenuhan siswa.
Melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan beberapa teman sejawat menunjukkan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing sangat memiliki dampak positif bagi siswa dan dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa tentang tulisan Jawa.Hasil tersebut dapat dilihat dari aktifitas siswa untuk mencari pertanyaan sebanyak-banyaknya dari teman-temannya dan antusias siswa dalam menjawab pertanyaan yang sudah didapat.
Di samping itu, sesuai hasil observasi lapangan, aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi tulisan Jawa ini sangatlah menyenangkan.Kegiatan pembelajaran ini sungguh-sungguh berpusat pada siswa.Walaupun masih ada 15% siswa yang masih perlu didampingi, namun secara umum pengetrapan model pembelajaran ini tergolong baik.
Penutup
Penelitian yang telah dilaksanakan ini menyimpulkan bahwa penyampaian materi, kegiatan pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa akan menumbuhkan rasa jenuh dan antipasti siswa dalam pelajaran tertentu, yaitu Bahasa Jawa.Adanya diskriminasi terhadap mata pelajaran tertentu hendaknya dihilangkan secara pelan-pelan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang ada.Sambil bermain, siswa diajak belajar bersama dengan mengetrapkan model pembelajaran Snowball Throwing dalam proses pembelajaran.Dengan model pembelajaran ini secara tidak langsung siswa diajak memahami materi yang ada secara bersama-sama, menumbuhkan rasa empati siswa, kerja sama,juga meningkatnya hasil belajar siswa.
Daftar Pustaka
Dr.Wina Sanjaya, M.Pd (2008), Perencanaan dan Pembelajaran Desain Sistem.Jakarta:Kencana Prenada Medika Group
Depdiknas (2005).Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas.Jakarta.Badan Standar Nasional
IGAK Wardhani, dkk.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta, Universitas Terbuka 2007
Karti Soeharto, dkk(2003).Teknologi Pembelajaran.Surabaya:Surabaya Intelektual Club
M.Toha Anggoro, dkk.Metode Penelitian.Jakarta, Universitas Terbuka (2007)
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang SNP Pasal 1
Sagala Syaiful, (2005).Konsep dan Makna Pembelajaran.IKAPI Bandung:Alfabeta
Suryati, Isnawati, Wahyu Sukartiningsih, Bambang Yulianto.Model-Model Pembelajaran Inovatif.Surabaya, Universitas Negeri Surabaya
Undang-Undang Sisdiknas Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003
Udin.S.Winataputra, dkk.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta, Universitas Terbuka (2007)
Faktor utama yang mendukung keberhasilan pembelajaran bahasa Jawa adalah dukungan orang tua untuk tidak mendiskriminasikan pelajaran bahasa Jawa. Walaupun lingkungan keluarga bukan memakai bahasa Jawa, bahkan ada orang tua yang tidak dapat berbahasa Jawa, hal tersebut bukan penghambat seorang murid untuk berprestasi dalam pelajaran bahasa Jawa.
BalasHapusSebaiknya para orang tua lebih berpendapat bahwa bahasa apapun yang dipelajari kelak akan berguna dan semakin banyak menguasai bahasa akan lebih mudah menguasai dunia.
Terima kasih atas masukannya.Namun, kenyataan di lapangan tidak seindah teori yang kita dapat.Yang terjadi adalah usulan untuk menghapus Bahasa Jawa menjadi bahasa lain yang dapat dipakai siswa di masa yang akan datang.Sekali terima kasih atas motivasinya terhadap saya pribadi dan lembaga secara umum.Terima kasih!!
BalasHapusmisi numpang tanya , saya kan di beri tugas untuk mencari artikel pentingnya bahasa jawa , apakah yang diatas itu artikel yg di tugaskan oleh guru
BalasHapusSelamat Datang di Website OM AGUS
BalasHapusIzinkan kami membantu anda
semua dengan Angka ritual Kami..
Kami dengan bantuan Supranatural
Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat
Mengagumkan…Bisa Menerawang
Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore
Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti
Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..
dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!!,hb=085-399-278-797
Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual
Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar
dengan sangat Membutuhkan
Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus
OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya
dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!
Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini
1. Di Lilit Hutang
2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang
Jangan Anda Putus Asa…Anda udah
berada Di blog yang sangat Tepat..
Kami akan membantu anda.