Lelahnya Mengurus Sertifikasi Guru
Saya mengajar di Sekolah Dasar mulai tanggal 1 Juli 1983 dan diangkat sebagai pegawai tetap yayasan pada tanggal 1 Juli 1984. Menerima ijazah D2 pada tahun 1996 dan ijazah S1 saya terima pada bulan Maret 2010.
Karena ingin cepat-cepat mengikuti sertifikasi guru, maka saya cepat-cepat mengubah data saya dari D2 menjadi S1 ke Dinas. Ternyata mengubah data itu tidak mudah. Saya harus antre berdesak-desakan dengan teman-teman lain yang mempunyai tujuan yang sama. Rasa lelah tidak saya hiraukan. Bayang bayang siswa di kelas yang ditinggal selalu muncul dan mengingatkan untuk cepat kembali ke sekolah. Bahkan kadang kala, antre dulu, bila antrean panjang saya kembali ke sekolah dulu untuk mengajar. Setelah mengajar, kembali lagi ke Dinas sampai sore. Setelah siswa pulang barulah bisa antre dengan tenang sambil mengobrol sana-sini dengan sesama teman guru dari sekolah lain baik itu dari sekolah swasta maupun sekolah negeri.
Dari percakapan itu, ternyata masalah guru yang satu dengan yang lain ada kesamaan tetapi juga ada perbedaan. Yang jelas, apapun masalahnya semua mempunyai tujuan tunggal yakni ingin cepat menjadi calon peserta sertifikasi guru. Menurut kriteria yang sudah ditentukan sebagian besar guru yang antre di sini sudah layak untuk mengikuti sebagai calon peserta sertifikasi guru. Namun, kenyataan yang ada tidak seperti itu. Di sana sini masih terdapat kekeliruan data atau data yang tidak valid. Sebagai akibatnya adalah mundurnya harapan menjadi calon peserta sertifikasi guru. Belum lagi apabila belum masuk dengan alasan kuota terbatas. Jawaban ini membuat saya harus sabar menunggu giliran. Harus sabar, sabar, sabar, dan sangat sabar menunggu.
Sertifikasi guru tahun 2010 sudah lewat dan saya tidak masuk. Tentunya harapan itu saya sandarkan pada sertifikasi guru pada tahun berikutnya yakni tahun 2011. Dan ternyata harapan untuk masuk belum juga terkabulkan. Kembali saya antre ke Dinas untuk menanyakan kira-kira mengapa kok saya belum masuk juga. Saya mendapat jawaban. Dan jawaban itu adalah “Ada data yang kurang, yang belum lengkap, yang terakhir dikatakan kalau belum mengubah data dari D2 ke S1.” Jawaban itu saya terima begitu saja tanpa pikir panjang.Dan cara yang saya lakukan tidak ada, selain menunggu kembali dengan sabar dan penuh dengan harapan.
Tahun 2010 tidak masuk, tahun 2011 belum masuk juga dan dikatakan data tidak lengkap.Tentunya harapan tahun 2012 masuk menjadi calon peserta sertifikasi merupakan harapan yang wajar dan sah – sah saja. Apalagi melihat teman – teman yunior saya sudah mendahului saya ikut sertifikasi. Padahal kuliah di tempat yang sama, ijazah keluarnya sama, mengurus ke Dinas juga sama – sama, tentunya kriteria untuk ikut sergur juga sama. Namun, mereka sudah berjalan jauh ke depan dan saya tertinggal jauh dengan mereka. Bahkan jauh sekali. Bahkan ada sedikit keanehan dan kejanggalan, ada yang berijazah masih D2 dan usia masih sekitar 40 tahun tapi sudah masuk menjadi calon sertifikasi guru tahun 2011. Mengikuti PLPG dan akhirnya lulus dengan baik. Apabila hal ini seperti ini ditanyakan, ujung-ujungnya mendapat jawaban yang kurang enak didengar telinga.
Harapan menjadi peserta sertifikasi guru tahun 2012 pun ternyata belum berhasil juga. Pada hari Senin tanggal 21 Nopember 2011 saya ada di depan komputer untuk mencari nama saya di calon sertifikasi guru tahun 2012. Nama – nama yang ada kurang lebih 13.000 orang, saya lihat satu persatu. Sampai selesainya saya melihat data calon peserta sertifikasi, nama saya tidak nongol sama sekali. Dan, kali ini saya mulai berusaha menelusuri dengan sungguh-sungguh di mana letak kesalahan datanya. Seperti biasa saya datangi dulu Dinas karena menurut saya di sinilah saya menginginkan jawaban yang melegakan. Kembali saya berdiri untuk entre bersama teman – teman lain yang nasibnya sama. Akhirnya, tiba giliran saya untuk masuk ke ruangan. Saya bertanya,”Mengapa saya belum masuk juga? Padahal saya sudah memperbaikik data?”. Ternyata pertanyaan saya dijawab dengan singkat dan jelas,” Sampean belum update data, kalau sudah gak mungkin gak keluar.” Sambil memberikan jawaban itu, lalu petugas keluar ruangan entah ke mana. Dan memang saat itu jam istirahat. Saya melongo mendengar jawaban itu. Jawaban itu tidak saya sangka dan saya harus menelan pil pahit. Tapi walau pahit bila berguna untuk kesembuhan dan kebaikan saya telan juga.
Dengan rasa bimbang dan penasaran saya tinggalkan Dinas dan saya pulang. Sesampainya di rumah saya tenangkan dulu hati dan pikiran saya supaya dapat berpikir dengan tenang untuk memikirkan langkah – langkah berikutnya. Kembali saya buka komputer. Dan, saya menemukan pengumuman dari LPMP yang mengumumkan bahwa perbaikan data yang kurang valid masih diberi tenggang waktu sampai tanggal 1 Desember 2011 ini. Membaca pengumuman ini, harapan, dan semangat saya muncul kembali. Seakan-akan semangat saya telah dipompa kembali dengan adanya pengumuman itu. Semangat yang tadinya sudah hilang, pasrah, dan kendor juga nglokro, kini kembali bersemangat lagi untuk memujudkan harapan itu.
Akhirnya dengan semangat yang baru, setelah mengajar saya mendatangi LPMP untuk kroscek dengan apa yang saya baca di web LPMP tersebut. Kebetulan tempatnya juga tidak terlalu jauh dari tempat saya mengajar yakni di daerah Ketintang Wiyata. Di LPMP ini saya mendapat sambutan yang baik. Pertama-tama saya harus mengisi data tamu di komputer yang sudah disediakan. Dan semua tamu yang datang dilayani dengan baik oleh semua petugas. Di sini tidak banyak antrean, walau yang datang cukup banyak karena memang petugasnya tidak hanya satu orang, bahkan untuk saya, petugas yang disediakan untuk melayani publik lebih dari cukup. Saya mengawali pembicaraan dengan pihak LPMP dengan bertanya,” Mengapa saya belum juga masuk sertifikasi guru, kira-kira data mana yang masih belum saya perbaiki?” Dengan ramah petugas menanyakan nama dan NUPTK saya. Saya diktekan/bacakan NUPTK saya serta nama saya, petugas kroscek dengan data yang ada. Di sinilah saya baru mengetahui bahwa memang ada kekeliruan data yakni pada TMT. Pada data lama TMT saya tertulis 1 Juli 2006 sedangkan harusnya adalah 1 Juli 1983. Setelah itu saya diberi secarik surat keterangan untuk dibawa ke Dinas yang akan digunakan untuk perbaikan data. Saran dari LPMP adalah membawa bukti fisik dan semua SK pertama sampai terakhir. Saran itu saya ikuti. Dari LPMP saya kembali ke sekolah untuk menyiapkan semua data SK yang diperlukan. Kebetulan minggu-minggu ini saya selalu membawa SK pertama sampai terakhir guna persiapan bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Dan sekarang betul-betul berguna SK tersebut. Setelah semua lengkap dan beres saya meluncur ke Dinas. Seperti biasa selalu dan selalu antre yang panjaaaaaang. Tapi dengan sabar saya tunggu giliran saya. Dan jam istirahat tiba. Saya harus menunggu selesainya waktu istirahat yakni pukul 12.00 – 13.00.
Waktu istirahat selesai, satu persatu antrean sudah masuk. Dan kini giliran saya. Dengan hati yang optimis karena membawa surat keterangan kesalahan data dari LPMP, saya masuk ruangan. Untuk kesekian kalinya saya tersentak dan sangat dikagetkan dengan jawaban petugas, di mana katanya saya belum mengubah data dari D2 ke S1, padahal jelas – jelas bahwa kekeliruan data bukan pada ijazah tapi pada TMT. Saya bingung, begitu sulitnya mengubah data. Syarat yang diperlukan sudah saya siapkan, tapi masih saja belum lancar. Dalam hati saya mengeluh kok apes banget ya. Ke mana lagi harus berkeluh kesah. Antre panjaaaang yang sia-sia. Dan, saya memutuskan untuk kembali ke LPMP untuk menceritakan semua yang saya alami dari Dinas. Ternyata pihak LPMP juga tidak berdaya dengan apa yang saya alami karena memang data LPMP didapat dari Dinas. Lebih jelasnya data valid berasal dari Dinas bukan dari LPMP dan pihak LPMP hanya akan memproses data tersebut. Saya sangat paham dengan kode etik lembaga tersebut. Tapi sekarang ini nasib data saya bagaimana? Siapa lagi yang mau membetulkan data yang kurang benar tersebut?
Akhirnya saya kembali pulang dengan pikiran yang kacau balau. Perjalanan saya hari ini merupakan perjalanan yang sangat melelahkan dan belum juga mendapatkan hasil. Jalan terakhir adalah berpasrah kepada yang di atas. Mudah-mudahan yang di atas sana memberi jalan yang baik dan benar kepada saya, entah itu melalui siapa. Saya sudah lelah dengan perjalanan saya untuk mengubah data yang kurang benar. Waktu, tenaga, pikiran, siswa yang sudah saya tinggalkan ternyata belum cukup untuk mewujudkan impian saya menjadi calon sertifikasi guru tahun 2012. Yang bisa saya lakukan hanya berdoa dan berpasrah, tidak ada yang lain lagi.
$0D
Ternyata titik terang dan bintang itu muncul juga. Pada hari Senin tanggal 28 Nopember 2011 saya kembali ke Dinas. Karena banyaknya tamu, maka saya mengalah. Saya datang agak sore supaya bisa berbicara dengan petugas dalam keadaan yang sedikit santai dan waktu yang cukup.
Di luar dugaan, sore itu petugas sangat ramah dan mau membantu saya untuk mengubah data yang keliru. Data TMT yang masih tertulis tanggal 1 Juli 2006 akhirnya diubah menjadi data yang benar yakni tanggal 1 Juli 1983. Lega rasanya hati ini setelah data sudah benar. Saya berdoa mudah-mudahan sore ini merupakan awal hari yang baik bagi saya untuk mewujudkan impian saya sebagai calon sertifikasi guru.
Data sudah diubah oleh pihak Dinas. Tapi saya tidak tinggal diam. Besoknya, hari Selasa tanggal 29 Nopember 2011, saya kembali lagi ke LPMP untuk mengecek ulang, apakah data itu sudah benar-benar valid. Kembali saya mendapat sambutan yang hangat dari petugas LPMP. Dengan sabar petugas membuka komputer, menuliskan nama dan NUPTK saya. Dan ternyata benar, saya membaca sendiri data saya sudah benar-benar valid. TMT saya sudah benar yakni mengajar mulai 1 Juli 1983, bukan lagi 1 Juli 2006. Bahkan kata petugas,” Data ibu sudah benar. Nanti diproses di Jakarta. Dan dilihat lagi di web pada tanggal 2 – 5 Desember 2011 nanti.” Dengan senang hati saya mengiyakan pesan petugas tersebut. Saya meninggalkan LPMP dengan hati yang berbinar-binar. Senang sekali.
Kini, pekerjaan saya adalah menunggu munculnya nama saya menjadi calon peserta sertifikasi guru tahun 2012. Mulai tanggal 2 – 4 Desember terus-menerus saya berada di depan internet. Untuk saya, hal ini merupakan hari-hari penantian yang melelahkan setelah saya ke sana-kemari melakukan perbaikan data. Karena lelah semalaman menunggu di depan komputer, saya malah tertinggal informasi. Hari Senin pagi hari sekitar pukul 06.00 tanggal 5 Desember 2011 saya mendapat telepon dari seorang teman yang memberitahukan bahwa nama saya sudah ada pada nama-nama calon peserta sertifikasi guru tahun 2012.
Antara percaya dan tidak saya dengarkan penjelasan teman dengan seksama. Untuk memastikan informasi ini saya cek sendiri masuknya nama saya tersebut. Dan, benar. Setelah saya buka ternyata nama saya ada di sana. Mudah-mudahan nama itu tidak hanya terpampang di sana, tetapi saya benar-benar menjadi peserta sertifikasi guru untuk tahun 2012 ini, bukan hanya sebagai calon peserta. Ternyata kelelahan ini ada hasilnya. Setelah ini saya berharap semuanya berjalan dengan baik dan lancar-lancar saja tanpa ada halangan yang berarti.
Akhirnya, pada kesempatan ini saya secara pribadi banyak mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang membantu saya, baik secara administrasi maupun memberi dorongan yang positif kepada saya. Secara khusus kepada LPMP yang sungguh-sungguh memberikan jalan untuk saya dan juga dorongan moral sampai nama saya muncul di calom sergur tahun 2012.Mudah-mudahan untuk selanjutnya berjalan sesuai dengan harapan saya yakni lancar-lancar saja. Karena bagi saya ini merupakan langkah awal sebagai rentetan proses pendataan sergur. Dan untuk teman-teman yang masih belum bisa masuk karena kesalahan data ataupun hal lain, saya berharap teman-teman yang sudah memenuhi kriteria sergur bisa mendapatkan kesempatan di tahun 2013 nanti. Tentunya melalui perjuangan yang sabar dan senantiasa bertanya bila menghadapi kesulitan khususnya yang terkait dengan data.
Miris dan memprihatinkan, inilah cermin perjuangan guru untuk memperbaiki nasib yang cebderung terkatung-katung. Masih ada perjuangan lagi bu yang harus dilakukan walaupun setelah dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat, pengulangan pemberkasan setiap waktu harus dan harus dilakukan. Hari ini pun bagi para guru yg sudah memiliki sertifikat masih di bingungkan dengan proses pencairan TPG yang tidak jelas juntrungannya. Koordinasi antara lembaga yg tidak sinkron sering membuat para guru harus extra sabar apalagi sebagai guru swasta yg kalau di kategorikan sbg. profesional level ke dua.
BalasHapusIngin rasanya membakar Sertifikat Sertifikasi ini kalau saja ada alternatif lain yang lebih jelas dan tidak bertele-tele.....