Jumat, 10 Februari 2012

Pendidikan


Pendidikan dalam Konteks Pembangunan Bangsa dan Negara 


           
Bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan yang sangat krusial dan multidimensional.Hampir semua bidang kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat mengalami krisis yang berkepanjangan.Reformasi yang digulirkan bangsa Indonesia melalui gerakan mahasiswa sejak tahun 1998 hingga saat ini belum menuai hasil yang memuaskan.Di sana sini masih banyak kita jumpai berbagai masalah dan krisis yang tak kunjung reda.Memang diakui dampak reformasi membuka kran demokrasi yang memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menyampaikan aspirasinya.Namun, dengan modal kebebasan berpendapat saja tidak cukup untuk memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat yang dari hari ke hari semakin terpuruk.Masalah-masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia, seperti kemiskinan, pengangguran, KKN, dan kekerasan (baik secara individu dan kelompok) belum dapat terselesaikan secara maksimal.

            Banyak kalangan yang berpendapat bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia yang masih rendah.Kualitas SDM yang rendah, baik secara akademis maupun nonakademis,menyebabkan belum seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi menyumbangkan potensinya baik potensi fisik maupun non fisik dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing.Untuk itu, partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat penting dan diperlukan.Sebab, keberhasilan pembangunan hanya dapat tercapai jika masyarakat berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan pembangunan.Hanya dengan kualitas SDM yang tinggi persoalan-persoalan bangsa Indonesia setahap demi setahap dapat terselesaikan dengan baik.

            Menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dilihat dari pendidikan bangsa tersebut.Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan.Mereka menganggap kebodohan adalah musuh kemajuan dan kejayaan bangsa, oleh karena itu harus diperangi dengan mengadakan revolusi pendidikan.Pengalaman beberapa negara dapat dijadikan pelajaran.Jepang ketika bangsanya hancur akibat bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945 menerapkan pendekatan pembangunan menuju kejayaan Jepang kembali dengan memprioritaskan pembangunan pendidikan.Pada waktu itu Kaisar Jepang bertanya,”Berapa guru yang masih hidup?”Dari pertanyaan tersebut dapat kita tarik benang merah betapa para pendidik, yakni guru sangat diakui dan dijunjung tinggi dalam konteks kemajuan dan kejayaan bangsa Jepang.Ada keyakinan dari bangsa Jepang bahwa dengan mengedepankan pembangunan pendidikan, maka Jepang akan bangkit kembali menjadi bangsa yang maju dan jaya.

            Negara Inggris yang notabene sudah menjadi negara maju dan besar juga tetap menempatkan pendidikan sebagai suatu prioritas yang utama dalam pembangunan negara Inggris.Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Ratu Elizabeth II dalam pidatonya di depan parlemen Inggris pada tanggal 14 Mei 1977.Dengan tegas Ratu Elizabeth II menyatakan,”Prioritas utama pemerintah sekarang adalah pendidikan, pemerintah berusaha keras meningkatkan standar pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi dan berupaya menggalakkan program belajar terus-menerus di tempat kerja.”Sekarangpun Perdana Menteri Inggris Toni Blair dengan lantang dan tegas mengampanyekan program utama politiknya, yaitu tiga prioritas pemerintah Inggris:pendidikan, pendidikan, dan pendidikan.

            Negara Superpower Amerika Serikat juga sangat mengutamakan pembangunan pendidikan.Ketika berkuasa, pemerintah Bill Clinton memfokuskan program politiknya pada sistem pendidikan yang diteruskan oleh pemerintahan George W.Bush seperti yang tertuang dalam cetak biru (blueprint) program pendidikan dalam pemerintahan George W.Bush.Negara-negara tetangga juga mengambil kebijakan yang sama, dengan menekankan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan negaranya, seperti Malaysia, Brunei Darusalam, dan Singapura.

            Pada masa kini di seluruh dunia telah timbul pemikiran baru terhadap status pendidikan.Pendidikan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga dan benar-benar produktif, sebab pekerjaan produktif masa kini adalah pekerjaan yang didasarkan pada akal, bukan tangan.Pembentukan orang-orang terdidik merupakan modal yang paling penting bagi suatu bangsa.Oleh karena itu, hampir di semua negara dewasa ini menjadikan pendidikan sebagai pokok perhatian.Apalagi setelah ada kepercayaan bahwa pendidikan adalah satu-satunya jalan menuju hidup berguna dan produktif.Di pandang dari segi negara,pendidikan adalah jalan menuju kemakmuran dan kemajuan serta eksistensi suatu negara.

            Sikap di atas dapat dimengerti karena manusia merupakan faktor produksi yang sangat menentukan dalam usaha pembangunan.Manusia merupakan pelopor pembangunan dan karenanya investasi dalam SDM merupakan suatu keharusan dalam pembangunan.Untuk itu setian negara yang ingin maju dan berkembang haruslah mampu berfungsi mengubah sikap mental yang kolot dan mampu menggalakkan inovasi dan memengaruhi secara kreatif pola dan perilaku masyarakat (Seda, 1970).

            Pernyataan pendidikan adalah kunci modernisasi atau pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan dari banyak kalangan ahli.Jika tidak mampu mengembangkan SDM, suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya.Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan SDM merupakan salah satu syarat yang penting bagi pembangunan.Dalam sejarah perkembangan ekonomi di banyak negara industri terlihat bahwa kualitas SDM dalam pembangunan yang dikenal dengan istilah human resources based economic development, telah mengantarkan negara-negara seperti Taiwan, Korea Selatan, Singapura menjadi negara-negara industri maju (Suharno, 2004).

            Menurut Quisumbing (2003), dalam Djemari Mardapi (2004), pendidikan memiliki peran utama dalam pengembangan personal dan sosial, memengaruhi perubahan individu dan sosial, perdamaian, kebebasan, dan keadilan.Mengubah masyarakat memerlukan paradigma baru pendidikan, tujuan baru, definisi baru tentang kualitas, inovasi pendekatan, program dan praktik, jika pendidikan harus memenuhi peran strategik dalam pengembangan manusia sebagai individu dan masyarakat.Kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis, karena tuntutan kualitas pendidikan selalu berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.Jadi, harus ada usaha yang terus-menerus berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

            Dari penjelasan-penjelasan di atas tidak dapat diragukan lagi betapa penting dan strategisnya pendidikan dalam pembangunan suatu bangsa.Dengan pendidikanlah seseorang dibekali dengan berbagai pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan tidak kalah pentingnya macam-macam tatanan hidup baik yang berupa norma-norma, aturan-aturan positif, dan sebagainya.Pendek kata pendidikan menjadikan manusia seutuhnya baik secara lahiriah maupun batiniah.Bekal yang diperoleh seseorang melalui pendidikan nantinya akan berguna bagi masa depan orang tersebut, kemanfaatan bagi masyarakat, bangsa, bahkan untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini.


Sumber Pustaka
Guru Profesional”Implementasi KTSP” dan sukses dalam Sertifikasi Guru, Kunandar, S.Pd.M.Si.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar